Lompat ke isi

Batik cap

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pembuatan batik cap

Batik cap adalah salah satu jenis hasil proses produksi batik yang menggunakan canting cap. Canting cap yang dimaksud di sini mirip seperti stempel, hanya saja bahannya terbuat dari tembaga dan dimensinya lebih besar, rata-rata berukuran 20 cm x 20 cm.[1]

Proses pembuatan

[sunting | sunting sumber]
Cap yang digunakan untuk mengimbas motif batik pada kain.

Proses pembuatan batik cap meliputi sejumlah tahapan.

  • Kain mori diletakkan di atas meja datar yang telah dilapisi dengan bahan yang empuk
  • Malam direbus hingga mencair dan dijaga agar suhu cairan malam ini tetap dalam kondiri 60° s/d 70° Celcius
  • Canting Cap lalu dimasukkan kedalam cairan malam tadi (kurang lebih 2 cm bagian bawah canting cap yang tercelup cairan malam)
  • Canting Cap kemudian di-cap-kan (di-stempel-kan) dengan tekanan yang cukup di atas kain mori yang telah disiapkan tadi
  • Cairan malam akan meresap ke dalam pori-pori kain mori hingga tembus ke sisi lain permukaan kain mori
  • Setelah proses pengecapan pada kain selesai dengan berbagai kombinasi canting cap yang digunakan, selanjutnya kain mori akan dilakukan proses pewarnaan, dengan cara mencelupkan kain mori ini ke dalam tangki yang berisi warna yang sudah dipilih.
  • Kain mori yang permukaannya telah diresapi oleh cairan malam, tidak akan terkena dalam proses pewarnaan ini.
  • Setelah proses pewarnaan, proses berikutnya adalah penghilangan berkas motif cairan malam melalui proses merebus kain.
  • Sehingga akan tampak 2 warna, yaitu warna dasar asli kain mori yang tadi tertutup malam, dan warna setelah proses pewarnaan tadi.
  • Jika akan diberikan kombinasi pewarnaan lagi, maka harus dimulai lagi dari proses pengecapan kain sampai proses perebusan kain.
  • Hal yang menarik dari batik cap adalah pada proses perkawinan warna, karena permukaan kain mori yang telah diwarna sebelumnya akan diwarna lagi pada proses pewarnaan berikutnya, sehingga perlu keahlian khusus dalam proses pemilihan & perkawinan warna.
  • Oleh karena proses pewarnaan yang berulang-ulang dan menyeluruh pada setiap pori-pori kain mori, maka warna pada batik cap cenderung lebih awet dan tahan lama dibandingkan dengan batik yang lain.
  • Proses terakhir dari pembuatan batik cap adalah proses pembersihan dan pencerahan warna dengan soda. Selanjutnya dikeringkan dan disetrika.
Pengecapan batik di pabrik

Ciri-ciri

[sunting | sunting sumber]
  • Warna batik kedua belah sisi kain adalah sama
  • Warna batik lebih mengkilap
  • Motif tidak terlalu detail
  • Biasanya warna dasar adalah warna tua/gelap

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hasanudin (2022-02-20). Batik Pesisiran: Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri pada Ragam Hias Batik. Kiblat Buku Utama. ISBN 978-623-7951-13-1. [pranala nonaktif permanen]